Selasa, 09 November 2010

“DOSA & TAUBAT”


A. Macam-2 Dosa. Manusia mempunyai sifat dan akhlak yang bermacam-macam antara lain: 1. Sifat-2 Rububiyah (Penuhanan). Dari sini muncul takabur, membanggakan diri, mencintai pujian dan sanjungan, mencari popularitas dan ketenaran serta lain-lainnya. Ini termasuk dosa-2 yang merusak, sekalipun banyak orang yang melalaikannya dan menganggapnya bukan dosa. 2. Sifat-2 Syaithaniyah (Kesetanan). Dari sisni muncul kedengkian, kesewenang-wenangan, menipu, berdusta, makar, kemunafikan, menyuruh kepada kerusakan dan lain-lainnya. 3. Sifat-2 Bahimiyah (Kebinatangan). Dari sini muncul kejahatan, memenuhi nafsu perut dan syahwat kemaluan, perbuatan zina, homoseks, mencuri, bertindak kejam untuk memuaskan nafsu dan lain-lainya. 4. Sifat-2 Sabu’iyah (Kebuasan). Dari sini muncul amarah, dengki, menyerang orang lain, membunuh, memukul, merampas harta dan lain-lainya. Sifat-2 ini mempunyai perjenjangan didalam fitrah manusia. Sifat-2 Bahimiyah biasanya lebih dominant terlebih dahulu, lalu disusul sifat-2 Sabu’iyah pada urutan kedua. Jika dua sifat ini berhimpun menjadi satu maka akan meyeret akal ke sifat-2 Syaithaniyah, lalu disusul dengan sifat-2 Rububiyah. Inilah induk-2 dosa dan sumber-sumbernya. Kemudian dosa-2 ini memancar dari sumber-sumbernya ke aktifitas fisik dan keseluruh badan. Sebagian diantaranya ada yang mendekam didalam hati, seperti pemikiran bid’ah, kemunafikan, memendam kejahatan; dan sebagian lainnya ada di mata, telinga, lidah, perut, kemaluan, tangan, kaki dan badan. Kemudian dosa-2 ini dibagi dua macam yaitu, Kaitannya dengan hak manusia dan Kaitan antara hamba dan Rabb-nya. Dosa yang berkaitan dengan dengan hak manusia lebih berat, sedangkan dosa yang kaitannya antara hamba dan Rabb-nya lebih mudah untuk dimintakan ampunan, kecuali yang berupa syirik, yang sama sekali tidak akan diampuni. Nabi SAW bersabda; “Mahkamah disisi Alloh itu ada tiga macam; Mahkamah yang Alloh tidak mengindahkannya, Mahkamah yang Alloh tidak meninggalkannya sedikitpun, dan Mahkamah yang Alloh tidak memberi amnesti. Mahkamah yang Alloh tidak memberi amnesty ialah syirik. Alloh telah berfirman, ‘Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Alloh, maka pasti Alloh mengharamkan kepadanya surga’. Sedangkan Mahkamah yang Alloh tidak mengindahkannya sedikitpun adalah kedzaliman hamba secara sendirian tentang sesuatu antara dirinya dan Alloh. Dia mengampuni yang demikian itu dan melewatkannya jika Dia menghendaki. Sedangkan Mahkamah yang Dia tidak meninggalkannya sedikitpun adalah kedzaliman sebagian hambanya terhadap sebagian yang lain. Qishash adalah sesuatu yang pasti.” (Riwayat: Ahmad). “Jauhilah tujuh dosa besar, yaitu syirik kepada Alloh, sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Alloh kecuali menurut haknya, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri saat pertempuran dan menuduh wanita-2 mukminah yang baik lagi lengah.” (Riwayat: Bukhary, Muslim). B. Taubat Taubat wajib dilakukan secara terus menerus. Sebab manusia tidak terbebas dari kedurhakaan. Kalaupun dia terbebas dari kedurhakaan fisik, belum tentu dia terbebas dari hasrat dosa dengan hatinya. Kalaupun dia terbebas dari dosa ini, belum tentu dia terbebas dari bisikan setan yang menyusupkan perasaan untuk tidak mengingat Alloh. Kalaupun dia terbebas dari hal ini, belum tentu dia terbebas dari kelalaian dan keterbatasan mengetahui Alloh, sifat-2 dan perbuatan-2Nya. Tentu saja semua manusia tidak terlepas dari kekurangan semacam ini. Alloh SWT telah memerintahkan untuk Taubat. Firman-Nya; “Dan, bertaubatlah kamu sekalian kepada Alloh hai orang-2 yang beriman, supaya kalian beruntung” (An-Nur:31). “Hai orang-2 yang beriman, bertaubatlah kepada Alloh dengan taubat yang semurni-murninya.” (At-Tahrim:8). “Sesungguhnya Alloh menyukai orang-2 yang taubat dan menyukai orang-2 yang mensucikan diri.” (Al-Baqarah:222). “Dialah yang menerima taubat dari hamba-hambanya.” (Asy-Syura:25). “Mudah-mudahan Alloh menerima taubat mereka. Sesungguhnya Alloh Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (At-Taubah:102). Nabi SAW bersabda; “Hai manusia, bertaubatlah kepada Rabb kalian. Sesungguhnya aku bertaubat (memohon ampunan) kepada Alloh sehari seratus kali.” (Riwayat: Muslim, Bukhary). “Alloh sangat senang karena taubat hamba-Nya yang mukmin karena ulahnya terhadap seseorang ditempat yang terpencil dan ganas. Dia membawa seekor unta yang diatas punggungnya ada makanan dan minumannya. Lalu dia tidur. Ketika bangun ontanya tidak ada ditempat. Diapun mencari-carinya hingga tak kuasa lagi menahan rasa haus. Kemudian dia berkata, ‘Lebih baik aku kembali ketempat semula, lalu tidur hingga ajal menjemputku’. Maka dia letakkan kepala diatas lengan siap untuk mati. Ketika terbangun dia mendapatkan ontanya ada disampingnya beserta bekal, makanan dan minumannya. Alloh lebih senang melihat taubat hambanya melebihi senangnya orang yang menemukan ontanya yang hilang itu.” (Riwayat: Bukhari, Muslim). “Sesungguhnya ada yang terasa menutupi hatiku, lalu akupun memohon ampunan kepada Alloh sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari semalam.” (Riwayat: Muslim, Abu Daud, Al-Baghawy). “Sesungguhnya Alloh menerima taubat hambanya selagi dia belum sekarat.” (Riwayat: At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hiban, Al-Baghawy). “Tidaklah seseorang melakukan suatu dosa. Lalu dia wudhu’ dan membaguskan wudhu’nya, kemudian shalat dua roka’at dan memohon ampunan kepada Alloh SWT., melainkan dosa-dosanya telah diampuni.” (Riwayat: At-Tirmidzi, Ahmad). (Ibnu Qudamah: Jalan orang-2 yang mendapat petunjuk).

0 komentar:

Posting Komentar