7
|
TINJAUAN PUSTAKA
A. AIR SUSU IBU (ASI) EKSLUSIF
1.
Definisi
Air
susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik
pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Banyak
hal yang menyebabkan ibu tidak mau menyusui diantaranya kurang memahami
keutamaan ASI disbanding makanan pengganti ASI yang sering dikenal dengan PASI
(pengganti Air Susu Ibu).
(Baskoro, 2008:1)
Air
susu ibu (ASI) Ekslusif yaitu pemberian
hanya ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan lain. Agar pemberian ASI
Ekslusif berhasil, selain tidak memberikan susu formula, perlu pula
diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwalkan, ASI
diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. (Depkes RI, 2003
: 34)
Air
susu ibu (ASI) Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan
lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, madu, air putih, dan tanpa
tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi
dan tim. (Utami Roesli, 2000 : 3)
2.
Mamfaat
ASI Ekslusif
a. Bagi
bayi
Menurut Utami Roesli (2001 : 29-33)
1)
ASI sebagai nutrisi dan mengandung
vitamin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan bayi.
2)
ASI mengandung zat kekebalan untuk
melindungi bayi dari berbagai macam penyakit infeksi.
3)
ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas
tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.
4)
ASI tidak mudah tercemar (ASI steril).
5)
ASI mengandung berbagai antibody
terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur, dan parasit yang
menyerang manusia.
b. Bagi
Ibu
Menurut Utami roesli (2000 : 13-15)
1)
Mengurangi pendarahan setelah
melahirkan.
2)
Membantu mempercepat pengembalian rahim
ke bentuk semula.
3)
Mengurangi kemungkinan menderita kanker.
4)
Lebih ekonomis, tidak merepotkan dan
hemat waktu.
5)
Memberi kepuasan bagi ibu dan dapat
berfungsi sebagai kontrasepsi alamiah.
c. Bagi
negara
Menurut
Berhman RE, Kiegmen RM, Jensen HB. (2003 : 10)
1)
Menurunkan angka kesakitan dan kematian
bayi dan balita.
2)
Mengurangi subsisi untuk rumah sakit.
3)
Peningkatan devisaa untuk pembelian susu
formula.
4)
Meningkatkan generasi penerus bangsa
yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara.
3.
Komposisi
ASI
Komposisi ASI sedemikian khususnya,
sehingga komposisi ASI dari satu ibu ke ibu lainnya berbeda. Jadi komposisi ASI
ternyata tidak tetap dan tidak sama dari waktu kewaktu dan disesuaikan dengan
kebutuhan bayinya.jenis-jenis ASI sesuai perkembangan bayi :
Menurut Roesli (2001:25-26) perbedaan komposisi ASI
dari hari ke hari :
a. Colostrums
(susu jolong)
1) Merupakan
cairan yang pertama keluar dari kelenjar payudara dan keluar pada hari pertama
sampai hari ke_4-7.
2) Komposisinya
selalu berubah dari hari ke hari,
3) Merupakan
cairan kental dengan warna kekuning-kuningan,lebih kuning dibanding susu matur.
4) Merupakan
pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi
yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernan makanan bayi bagi makanan
bayi yang akan dating.
5) Lebih
banyak mengandung protein,sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya rendah
disbanding ASI matur.
6) Mengandung
zat anti infeksi 10-17 lebih banyak dari ASI matur.
7) Total
energi lebih rendah bila disbanding ASI matur.
8) Volume
berkisar 150-300ml/24 jam.
b. ASI
transisi/peralihan
1)
ASI yang diproduksi pada hari ke 4
sampai hari ke 7 sampai hari ke 10 sampai 14.
2)
Kadar protein berkurang,sedangkan kadar
karbohidrat dan lemak meningkat.
3)
Volume meningkat.
c. ASI
mature
1)
Merupakan ASI yang diproduksi sejak hari
ke 14 dan seterusnya.
2)
Komposisi relative konstan
3)
Pada ibu yang sehat damn memilki jumlah
ASI yang cukup.ASI ini merupakan makanan yang paling baik bagi bayi sampai umur
6 bulan. (Roesli,2001:25-26)
4.
Manajemen
laktasi
Manajemen
laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan
menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera
setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Adapun upaya-upaya yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Pada
Masa Kehamilan (Antenatal)
1)
Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat
dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping
bahaya pemberian susu botol.
2)
Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan
putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau
kenaikan berat badan ibu hamil.
3)
Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar
ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
4)
Memperhatikan
gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3
kali dari makanan pada saat belum hamil.
5)
Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam
hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang
hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b. Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
1)
Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan
ditunjukkan cara menyusui yang baik dan
benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu.
2)
Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu
selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
3)
Ibu nifas diberikan kapsul vitamykrin A dosis tinggi
(200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.
c. Pada
masa menyusui selanjutnya (post-natal)
1)
Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan
pertama usia bayi, Yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman
lainnya.
2)
Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½
kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
3)
Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga
ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI
tidak terhambat.
4)
Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting
untuk menunjang keberhasilan menyusui.
5)
Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan
apabila ada permasalahan menysusui
seperti payudara bengkak disertai demam.
(Huliana, Meliana, 2003).
5.
Cara
menyusui ASI Ekslusif bagi ibu yang bekerja dan cara penyimpanannya
Menurut
Berhman RE, Kiegmen RM, Jensen HB. (2003 : 5) ada beberapa cara yang
dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja. yaitu :
a. Susuilah
bayi sebelum bekerja.
b. ASI
dikeluarkan untuk persediaan dirumah sebelum berangkat kerja.
c. Pengosongan
payudara ditempat kerja setiap 3-4 jam.
d. ASI
dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu
bekerja dengan cangkir.
e. Pada
saat ibu dirumah,sesering mungkin bayinya disusui dang anti jadwal menyusui
sehingga banyak menyusui dimalam hari.
f. Keterampilan
mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan
sejak satu bulan kembali kerja.
g. Minum
dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui
bayinya.
Penyimpanan ASI
a. Simpan
ASI dalam wadah plastic khusus atau jika tidak plastik gula ukuran ½ kg,satu
bungkus untuk ukuran sekali minum agar ASI tidak terbuang jika tidak habis.
b. Beri
kode tanggal dan jam pemerahan sebelum disimpan di freezer.
c. Menyimpan
ASI 6-8 jam ditemperatur ruangan dengan 19 oC-25 oC bila
masih kolostrum (susu awal 1-7 Hari)
bias sampai 12 jam.
d. Menyimpan
ASI 1 hari di lemari Es dengan suhu 4 oC.
e. Menyimpan
ASI 2 minggu sampai 4 bulan di freezer dalam lemari es dengan suhu 4 oC.
f. Menyimpan
ASI bertahun-tahun “deep freeze”dengan suhu 18 oC.
ASI yang beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es
4 oC. ASI tidak boleh dipanaskan/dimasak, hanya dihangatkan dengan
merendam cangkir dalam air hangat.
Sebaiknya bayi disusui secara
nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu
harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena selain kencing,sakit
atau sekedar ingin didekap atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. bayi
yang sehat dapat mengosongkan satu payudara
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2
jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yangbtidak teratur dan akan
mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggun kemudian.
Untuk
menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali
menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan pada ibu agar berusaha menyusui
sampai payudara terasa kosong,agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali
menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. (Anton Baskoro, 2008
: 85-91)
B.
STATUS GIZI
1. Definisi
Gizi adalah suatu proses organisme
mengunakan makanan yang dikonsunsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan , pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ , serta menghasilkan energy. (Deswarni idrus dan Gatot
kunanto, 1990)
Status gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk
anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi
juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan
pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat
diit. (Depkes RI, 2003)
2. Faktor-faktor yang
mempengaruhi status gizi bayi
a.
Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi
antara lain:
1)
Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan
indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli
yang dimiliki keluarga tersebut.
2)
Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses
merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk
mewujudkan dengan status gizi yang baik.
3)
Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan
terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan
kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh
terhadap kehidupan keluarga.
4)
Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi
tingkah laku dan kebiasaan.
b.
Faktor Internal
Faktor
Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
1)
Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau
pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita.
2)
Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam
penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena
status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk,
adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan
untuk pertumbuhan cepat.
3)
Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan
menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan.
3.
Penilaian Status Gizi
a.
Penilaian
status gizi secara langsung menurut Supariasa (2001 : 18-21) dapat dilakukan
dengan:
1)
Antropometri
Antropometri
adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah
berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh
dan tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan
untuk melihat keseimbangan asupan protein dan energi.
2)
Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk
menilai status gizi berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
3)
Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia
adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada
berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah,
urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
4)
Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik
adalah metode penentuan status gizi dengan melibat kemamapuan fungsi dan
melihat perubahan struktur dari jaringan.
b. Penilaian
status gizi secara tidak Iangsung menurut Supariasa, (2001) dapat
dilakukan dengan:
1)
Survey Konsumsi Makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi
secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang
dikonsumsi.
2)
Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik
kesebatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian
karena penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3)
Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan
budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan ekologi
seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
4.
Pengukuran
status gizi
a.
Definisi KMS
Pengukuran status gizi dengan menggunakan KMS (Kartu
Menuju Sehat)KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana
dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak.
Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu
dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan,
termasuk bidan dan dokter.(Depkes RI, 2000).
b.
Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat)
Manfaat KMS
adalah :
1)
Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat
kesehatan bayi dan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A,
kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
2)
Sebagai media edukasi bagi orang tua bayi dan balita tentang kesehatan anak.
3)
Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh
petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan
gizi.(Depkes RI, 2000)
5. Macam
Klasifikasi Status Gizi
Tabel 2.1
INDEKS
|
STATUS
GIZI
|
AMBANG BATAS
|
Berat badan menurut umur
|
Ø Gizi
lebih
Ø Gizi
baik
Ø Gizi
kurang
Ø Gizi
buruk
|
+ 2 SD
- 2 SD sampai + 2 SD
- 2 SD sampai > -3 SD
-3 SD
|
Tinggi badan menurut umur
|
Ø Normal
Ø Pendek
|
-2 SD
2 SD
|
Berat badan menurut tinggi badan
|
Ø Gemuk
Ø Normal
Ø Kurus
Ø Kurus
sekali
|
+2 SD
-2 SD sampai +2 SD
-2 SD sampai > -3 SD
-3 SD
|
Sumber : Depkes RI, 2002
6. Masalah gizi
Menurut
Arisman MB (2009 : 118-180).
a.
Kurang Energi
Protein (KEP)
Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi
Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam jangka waktu yang lama. Ciri fisik KEP adalah
skor-z berat badan berada di bawah -2.0 SD baku normal.
b.
Marasmik - kwasiorkor
Kurang gizi tingkat paling berat yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi
dalam waktu yang cukup lama, dengan tanda dan gejala campuran dari beberapa
gejala klinik kwasiorkor dan marasmus, disertai edema yang tidak mencolok.
c.
Marasmus
Kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi
dalam waktu yang cukup lama dengan tanda dan gejala tampak sangat kurus, hingga
tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, kulit
keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah
pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy pants”), perut
cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang.
d.
Kwasiorkor
Kurang gizi tingkat berat yang umumnya terjadi pada
balita dengan tanda dan gejala edema umumnya seluruh tubuh, terutama pada
punggung kaki (dorsum pedis), wajah membulat dan sembab, pandangan mata
sayu, rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa
rasa sakit, rontok, perubahan status mental, apatis, dan rewel, pembesaran
hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri
atau duduk, kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah
warna menjadi cokelat kehitaman dan
terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit
infeksi, umumnya akut, anemia, dan diare.
7. 13
Pesan Dasar Gizi Seimbang
Menurut Depkes RI,2009
a. Pesan
1 :
Makanlah aneka ragam makanan.
b.
Pesan
2 : Makanlah makanan untuk
memenuhi kecukupan energi.
c.
Pesan 3 : Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari
kebutuhan energy.
d.
Pesan 4 : Batasi konsumsi lemak dan minyak
sampai seperempat dari
Kecukupan.
e.
Pesan 5 :
Gunakan garam beryodium.
f.
Pesan
6 : Makanlah makananan sumber
zat besi.
g.
Pesan
7 : Berikan ASI saja pada bayi sampai 4 bulan dan tambahkan
MP – ASI sesudahnya.
h.
Pesan 8 : Biasakan makan pagi.
i.
Pesan 9 : Minumlah
air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
j.
Pesan 10 : Lakukan aktivitas fisik sevara teratur.
k.
Pesan 11 : Makanlah makanan yang aman bagi
kesehatan.
l.
Pesan 12 : Hindari minum minuman yang beralkohol.
m.
Pesan 13 : Bacalah
label pada makanan yang dikemas.
0 komentar:
Posting Komentar