Selasa, 19 Juni 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.    AIR SUSU IBU (ASI)  EKSLUSIF
1.         Definisi
Air susu ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Banyak hal yang menyebabkan ibu tidak mau menyusui diantaranya kurang memahami keutamaan ASI disbanding makanan pengganti ASI yang sering dikenal dengan PASI (pengganti Air Susu Ibu).              (Baskoro, 2008:1)
Air susu ibu (ASI) Ekslusif  yaitu pemberian hanya ASI saja tanpa ada tambahan cairan atau makanan lain. Agar pemberian ASI Ekslusif berhasil, selain tidak memberikan susu formula, perlu pula diperhatikan cara menyusui yang baik dan benar yaitu tidak dijadwalkan, ASI diberikan sesering mungkin termasuk menyusui pada malam hari. (Depkes RI, 2003 : 34)
Air susu ibu (ASI) Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, madu, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, papaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi dan tim. (Utami Roesli, 2000 : 3)


2.         Mamfaat ASI Ekslusif
a.    Bagi bayi
Menurut Utami Roesli (2001 : 29-33)
1)        ASI sebagai nutrisi dan mengandung vitamin yang cukup untuk memenuhi kebutuhan makanan bayi.
2)        ASI mengandung zat kekebalan untuk melindungi bayi dari berbagai macam penyakit infeksi.
3)        ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi.
4)        ASI tidak mudah tercemar (ASI steril).
5)        ASI mengandung berbagai antibody terhadap penyakit yang disebabkan bakteri, virus, jamur, dan parasit yang menyerang manusia.
b.    Bagi Ibu
Menurut Utami roesli (2000 : 13-15)
1)        Mengurangi pendarahan setelah melahirkan.
2)        Membantu mempercepat pengembalian rahim ke bentuk semula.
3)        Mengurangi kemungkinan menderita kanker.
4)        Lebih ekonomis, tidak merepotkan dan hemat waktu.
5)        Memberi kepuasan bagi ibu dan dapat berfungsi sebagai kontrasepsi alamiah.


c.    Bagi negara
Menurut  Berhman RE, Kiegmen RM, Jensen HB. (2003 : 10)
1)        Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan balita.
2)        Mengurangi subsisi untuk rumah sakit.
3)        Peningkatan devisaa untuk pembelian susu formula.
4)        Meningkatkan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara.
3.         Komposisi ASI
Komposisi ASI sedemikian khususnya, sehingga komposisi ASI dari satu ibu ke ibu lainnya berbeda. Jadi komposisi ASI ternyata tidak tetap dan tidak sama dari waktu kewaktu dan disesuaikan dengan kebutuhan bayinya.jenis-jenis ASI sesuai perkembangan bayi :
Menurut Roesli (2001:25-26) perbedaan komposisi ASI dari hari ke hari :
a.       Colostrums (susu jolong)
1)      Merupakan cairan yang pertama keluar dari kelenjar payudara dan keluar pada hari pertama sampai hari ke_4-7.
2)      Komposisinya selalu berubah dari hari ke hari,
3)      Merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan,lebih kuning dibanding susu matur.
4)      Merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernan makanan bayi bagi makanan bayi yang akan dating.
5)      Lebih banyak mengandung protein,sedangkan kadar karbohidrat dan lemaknya rendah disbanding ASI matur.
6)      Mengandung zat anti infeksi 10-17 lebih banyak dari ASI matur.
7)      Total energi lebih rendah bila disbanding ASI matur.
8)      Volume berkisar 150-300ml/24 jam.
b.      ASI transisi/peralihan
1)        ASI yang diproduksi pada hari ke 4 sampai hari ke 7 sampai hari ke 10 sampai 14.
2)        Kadar protein berkurang,sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat.
3)        Volume meningkat.
c.       ASI mature
1)        Merupakan ASI yang diproduksi sejak hari ke 14 dan seterusnya.
2)        Komposisi relative konstan
3)        Pada ibu yang sehat damn memilki jumlah ASI yang cukup.ASI ini merupakan makanan yang paling baik bagi bayi sampai umur 6 bulan. (Roesli,2001:25-26)
4.         Manajemen laktasi
Manajemen laktasi adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah persalinan dan pada masa menyusui selanjutnya. Adapun upaya-upaya yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a.    Pada Masa Kehamilan  (Antenatal)
1)            Memberikan penerangan dan penyuluhan tentang manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui baik bagi ibu maupun bayinya, disamping bahaya pemberian susu botol.
2)            Pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara/keadaan putting susu, apakah ada kelainan atau tidak. Disamping itu perlu dipantau kenaikan berat badan ibu hamil.
3)            Perawatan payudara mulai kehamilan umur enam bulan agar ibu mampu memproduksi dan memberikan ASI yang cukup.
4)             Memperhatikan gizi/makanan ditambah mulai dari kehamilan trisemester kedua sebanyak 1 1/3 kali dari makanan pada saat belum hamil.
5)            Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan. Dalam hal ini perlu diperhatikan keluarga terutama suami kepada istri yang sedang hamil untuk memberikan dukungan dan membesarkan hatinya.
b.  Pada masa segera setelah persalinan (prenatal)
1)            Ibu dibantu menyusui 30 menit setelah kelahiran dan ditunjukkan cara menyusui yang   baik dan benar, yakni: tentang posisi dan cara melakatkan bayi pada payudara ibu.
2)            Membantu terjadinya kontak langsung antara bayi-ibu selama 24 jam sehari agar menyusui dapat dilakukan tanpa jadwal.
3)            Ibu nifas diberikan kapsul vitamykrin A dosis tinggi (200.000S1) dalam waktu dua minggu setelah melahirkan.

c.    Pada masa menyusui selanjutnya (post-natal)
1)            Menyusui dilanjutkan secara ekslusif selama 6 bulan pertama usia bayi, Yaitu hanya memberikan ASI saja tanpa makanan/minuman lainnya.
2)            Perhatikan gizi/makanan ibu menyusui, perlu makanan 1 ½ kali lebih banyak dari biasa dan minum minimal 8 gelas sehari.
3)            Ibu menyusui harus cukup istirahat dan menjaga ketenangan pikiran dan menghindarkan kelelahan yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
4)            Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami penting untuk menunjang keberhasilan menyusui.
5)            Rujuk ke Posyandu atau Puskesmas atau petugas kesehatan apabila ada permasalahan  menysusui seperti payudara bengkak disertai demam.
(Huliana, Meliana, 2003).
5.         Cara menyusui ASI Ekslusif bagi ibu yang bekerja dan cara penyimpanannya
Menurut  Berhman RE, Kiegmen RM, Jensen HB. (2003 : 5) ada beberapa cara yang dianjurkan pada ibu menyusui yang bekerja. yaitu :
a.     Susuilah bayi sebelum bekerja.
b.    ASI dikeluarkan untuk persediaan dirumah sebelum berangkat kerja.
c.     Pengosongan payudara ditempat kerja setiap 3-4 jam.
d.   ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat ibu bekerja dengan cangkir.
e.    Pada saat ibu dirumah,sesering mungkin bayinya disusui dang anti jadwal menyusui sehingga banyak menyusui dimalam hari.
f.    Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya telah mulai dipraktekkan sejak satu bulan kembali kerja.
g.   Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan selama menyusui bayinya.
Penyimpanan ASI
a.    Simpan ASI dalam wadah plastic khusus atau jika tidak plastik gula ukuran ½ kg,satu bungkus untuk ukuran sekali minum agar ASI tidak terbuang jika tidak habis.
b.    Beri kode tanggal dan jam pemerahan sebelum disimpan di freezer.
c.    Menyimpan ASI 6-8 jam ditemperatur ruangan dengan 19 oC-25 oC bila masih    kolostrum (susu awal 1-7 Hari) bias sampai 12 jam.
d.    Menyimpan ASI 1 hari di lemari Es dengan suhu 4 oC.
e.    Menyimpan ASI 2 minggu sampai 4 bulan di freezer dalam lemari es dengan suhu 4 oC.
f.     Menyimpan ASI bertahun-tahun “deep freeze”dengan suhu 18 oC.
ASI yang beku perlu dicairkan dahulu dalam lemari es 4 oC. ASI tidak boleh dipanaskan/dimasak, hanya dihangatkan dengan merendam cangkir dalam air hangat.
Sebaiknya bayi disusui secara nir-jadwal (on demand), karena bayi akan menentukan sendiri kebutuhannya. Ibu harus menyusui bayinya bila bayi menangis bukan karena selain kencing,sakit atau sekedar ingin didekap atau ibu sudah merasa perlu menyusui bayinya. bayi yang sehat dapat mengosongkan satu payudara  sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam waktu 2 jam. Pada awalnya bayi akan menyusu dengan jadwal yangbtidak teratur dan akan mempunyai pola tertentu setelah 1-2 minggun kemudian.
Untuk menjaga keseimbangan besarnya kedua payudara maka sebaiknya setiap kali menyusui harus dengan kedua payudara. Pesankan pada ibu agar berusaha menyusui sampai payudara terasa kosong,agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali menyusui dimulai dengan payudara yang terakhir disusukan. (Anton Baskoro, 2008 : 85-91)
B.        STATUS GIZI
1.    Definisi
Gizi adalah suatu proses organisme mengunakan makanan yang dikonsunsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan , pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ , serta menghasilkan energy. (Deswarni idrus dan Gatot kunanto, 1990)
Status gizi adalah ukuran  keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit. (Depkes RI, 2003)
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi bayi
a.    Faktor External
Faktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:
1)         Pendapatan
Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut.
2)         Pendidikan
Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik.
3)        Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.
4)        Budaya
Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan.
b.   Faktor Internal
Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :
1)        Usia
Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita.
2)        Kondisi Fisik
Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat.
3)        Infeksi
Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan.
3.    Penilaian Status Gizi
a.     Penilaian status gizi secara langsung menurut Supariasa (2001 : 18-21) dapat   dilakukan dengan:
1)        Antropometri
Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat keseimbangan asupan protein dan energi.


2)        Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.
3)        Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.
4)        Biofisik
Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melibat kemamapuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.
b.   Penilaian status gizi secara tidak Iangsung menurut Supariasa, (2001)  dapat dilakukan dengan:
1)        Survey Konsumsi Makanan
Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang dikonsumsi.


2)        Statistik Vital
Yaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian karena penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.
3)         Faktor Ekologi
Malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.
4.    Pengukuran status gizi
a.    Definisi KMS
Pengukuran status gizi dengan menggunakan KMS (Kartu Menuju Sehat)KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.(Depkes RI, 2000).
b.   Manfaat KMS (Kartu Menuju Sehat)
Manfaat KMS adalah :
1)        Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan bayi dan balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan Pendamping ASI.
2)        Sebagai media edukasi bagi orang tua bayi dan  balita tentang kesehatan anak.
3)        Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.(Depkes RI, 2000)
5.    Macam Klasifikasi Status Gizi
Tabel 2.1
INDEKS
STATUS GIZI
AMBANG BATAS
Berat badan menurut umur
Ø  Gizi lebih
Ø  Gizi baik
Ø  Gizi kurang
Ø  Gizi buruk
+ 2 SD
- 2 SD sampai + 2 SD
- 2 SD sampai > -3 SD
-3 SD
Tinggi badan menurut umur
Ø  Normal
Ø  Pendek
-2 SD
2 SD
Berat badan menurut tinggi badan
Ø  Gemuk
Ø  Normal
Ø  Kurus
Ø  Kurus sekali
+2 SD
-2 SD sampai +2 SD
-2 SD sampai > -3 SD
-3 SD
                                                     









                    Sumber : Depkes RI, 2002


6.  Masalah gizi
Menurut Arisman MB (2009 : 118-180).
a.    Kurang Energi Protein (KEP)
Keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG) dalam jangka waktu yang lama. Ciri fisik KEP adalah skor-z berat badan berada di bawah -2.0 SD baku normal.
b.   Marasmik - kwasiorkor
Kurang gizi tingkat paling berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama, dengan tanda dan gejala campuran dari beberapa gejala klinik kwasiorkor dan marasmus, disertai edema yang tidak mencolok.
c.    Marasmus
Kurang gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dari makanan sehari-hari dan terjadi dalam waktu yang cukup lama dengan tanda dan gejala tampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua, cengeng, rewel, kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (pada daerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/”baggy pants”), perut cekung, iga gambang, sering disertai penyakit infeksi (umumnya kronis berulang.


d.   Kwasiorkor
Kurang gizi tingkat berat yang umumnya terjadi pada balita dengan tanda dan gejala edema umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis), wajah membulat dan sembab, pandangan mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok, perubahan status mental, apatis, dan rewel, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk, kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna  menjadi cokelat kehitaman dan terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai penyakit infeksi, umumnya akut, anemia, dan diare.

7.    13 Pesan Dasar Gizi Seimbang
Menurut Depkes RI,2009
a.       Pesan 1      :  Makanlah aneka ragam makanan.
b.        Pesan  2    : Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
c.         Pesan  3    : Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari
                    kebutuhan energy.
d.        Pesan  4    : Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
                     Kecukupan.
e.         Pesan  5    : Gunakan garam beryodium.
f.         Pesan  6    : Makanlah makananan sumber zat besi.
g.        Pesan  7    : Berikan ASI saja pada bayi sampai 4 bulan dan tambahkan
                    MP – ASI sesudahnya.
h.        Pesan  8    : Biasakan makan pagi.
i.          Pesan  9    : Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
j.          Pesan  10 : Lakukan aktivitas fisik sevara teratur.
k.        Pesan 11   : Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
l.          Pesan 12   : Hindari minum minuman yang beralkohol.
m.      Pesan  13  : Bacalah label pada makanan yang dikemas.




0 komentar:

Posting Komentar